Pengertian Seksualitas
Reproduksi
adalah kemampuan individu untuk menghasilkan keturunan sebagai upaya untuk
melestarikan jenisnya atau kelompoknya. Tidak setiap individu menghasilkan
keturunan, tetapi setidaknya reproduksi akan berlangsung pada sebagian besar
individu yang hidup dipermukaan bumi ini. Kegiatan reproduksi pada setiap jenis
hewan air berbeda-beda, tergantung kondisi lingkungan. Ada yang berlangsung
setiap musim atau kondisi tertentu setiap tahun.
Berbicara
mengenai reproduksi tidak terlepas dari yang namanya seksualitas. Seksualitas
secara umum berarti sebuah bentuk perilaku yang didasari oleh faktor fisiologis
tubuh Seksualitas adalah ciri yang
membedakan antara jantan dan betina. Begitu pula seksualitas
pada ikan, yang terdiri dari dua jenis kelamin yaitu jantan dan betina,
dikatakan ikan jantan adalah ikan yang mempunyai organ penghasil sperma,
sedangkan ikan betina adalah ikan yang mempunyai organ penghasil telur. Ikan
melakukan reproduksi secara eksternal. Dalam hal ini, ikan jantan dan betina
akan saling mendekat satu sama lain kemudian si betina akan mengeluarkan telur.
Selanjutnya si jantan akan segera mengeluarkan spermanya, lalu sperma dan telur
ini bercampur di dalam air. Cara reproduksi ini dikenal sebagai oviparus, yaitu
telur dibuahi dan berkembang di luar tubuh ikan. Suatu populasi terdiri dari
ikan-ikan yang berbeda seksualitasnya, maka populasi tersebut disebut populasi
heteroseksual, bila populasi tersebut terdiri dari ikan-ikan betina saja maka
disebut monoseksual.
Ikan
terkenal sebagai mahluk yang mempunyai potensi fekunditas yang tinggi dimana
kebanyakan jenis ikan yang merupakan penghasil telur beribu-ribu bahkan
berjuta-juta tiap tahun. Apabila alam tidak mengaturnya maka dunia akan sangat
padat dengan ikan.
Sifat Seksualitas dan Perbandingannya
Menurut Wahyuningsih dan Termala (2006), sifat
seksualitas terbagi menjadi 2 yaitu:
1. Sifat
Seksualitas Primer
Pada ikan ditandai dengan adanya
organ yang berhubungan secara langsung dengan proses reproduksi yaitu ovarium
dan pembuluhnya pada ikan betina dan testis dengan pembuluhnya pada ikan
jantan.
Ciri
seksual primer:
- Alat/organ yang berhubungan langsung dengan proses reproduksi
Contoh:
- Testis dan salurannya pd ikan jantan
- Ovarium dan salurannya pd ikan betina
- Alat/organ yang berhubungan langsung dengan proses reproduksi
Contoh:
- Testis dan salurannya pd ikan jantan
- Ovarium dan salurannya pd ikan betina
2. Sifat
Seksualitas Sekunder
Adalah tanda-tanda luar yang dapat
dipakai untuk membedakan ikan jantan dan ikan betina dengan jelas, maka spesies
itu bersifat seksual dimorfisme. Namun apabila ada satu spesies ikan dibedakan
jantan dan betinanya berdasarkan perbedaan warna, maka ikan itu bersifat
seksual dikromatisme.
Pada umumnya ikan jantan mempunyai
warna yang lebih cerah dan lebih menarik dari pada ikan betina. Pada dasarnya
sifat seksual sekunder dapat dibagi menjadi dua yaitu :
1. Sifat seksual sekunder yang bersifat sementara
hanya muncul pada waktu musim pemijahan saja misalnya "bripositor"
yaitu alat yang dipakai untuk menyalurkan telur ke balvavia, adanya semacam
jerawat diatas kepalanya pada waktu musim pemijahan. Contohny Ikan Nocomis
biguttatus dan Semoticus atromaculatus jantan.
2. Sifat seksual sekunder yang bersifat permanen atau
tetap, yaitu tanda pembulatan hitam yaitu tanda ini ada sebelum dan sesudah
musim pemijahan. Misalnya tanda pembulatan hitam pada ekor ikan Amla carlua
jantan, gonadium pada gambar usia affinis, dasper pada ikan golongan
elasmobrachia, warna yang lebih menyala pada ikan lebister, beta dan ikan-ikan
karang. Biasanya tanda seksual itu terdapat positif pada ikan jantan saja,
apabila tanda seksual menghilang, tetapi pada ikan betina tidak menunjukkan
suatu perubahan.
Ciri seksual sekunder terdiri dari 2 jenis:
1. Tidak berhubungan dengan kegiatan reproduksi
Contoh:
- Bentuk tubuh (♀ lebih besar)
- Buncak pemijahan pd ikan ♂ minnow (Osmerus)
- Sirip ekor lebih panjang pd ♂ cinggir putri (Xiphophorus helleri)
- Warna tubuh lebih cemerlang pd ♂ misal pada Lepomis Humilis Lepomis Humilis Sirip ekor lebih panjang pd ♂ cinggir putri (Xiphophorus helleri)
1. Tidak berhubungan dengan kegiatan reproduksi
Contoh:
- Bentuk tubuh (♀ lebih besar)
- Buncak pemijahan pd ikan ♂ minnow (Osmerus)
- Sirip ekor lebih panjang pd ♂ cinggir putri (Xiphophorus helleri)
- Warna tubuh lebih cemerlang pd ♂ misal pada Lepomis Humilis Lepomis Humilis Sirip ekor lebih panjang pd ♂ cinggir putri (Xiphophorus helleri)
2. Alat bantu pemijahan
Contoh:
- Gonopodium pd ♂ ikan seribu ( Lebistes reticulatus)
- Modifikasi sirip dada heteorchir pd ♂ Xenodexia untuk memegang gonopodium pd kedudukannya shg memudahkan masuk ke oviduct betina
- Sirip perut yg termodifikasi menjadi myxopterygium (clasper) pada Elasmobranchii ♂ menjamin fertilisasi internal
- Tenaculum ( semacam clasper yg terdapat pd bagian atas kepala) pd ikan Chimera ♂
- Ovipositor pd ikan Rhodes amarus dan Careproctus ♀
Contoh:
- Gonopodium pd ♂ ikan seribu ( Lebistes reticulatus)
- Modifikasi sirip dada heteorchir pd ♂ Xenodexia untuk memegang gonopodium pd kedudukannya shg memudahkan masuk ke oviduct betina
- Sirip perut yg termodifikasi menjadi myxopterygium (clasper) pada Elasmobranchii ♂ menjamin fertilisasi internal
- Tenaculum ( semacam clasper yg terdapat pd bagian atas kepala) pd ikan Chimera ♂
- Ovipositor pd ikan Rhodes amarus dan Careproctus ♀
Menurut Asep (2009), sifat
seksualitas primer dan sekunder adalah sifat seksual primer pada ikan ditandai
dengan adanya organ yang secara langsung berhubungan dengan proses reproduksi,
yakni ovarium dan pembuluhnya pada ikan betina dan testes dengan pembuluhnya
pada ikan jantan. Tanpa melihat tanda-tanda lain pada ikan akan sukar
mengetahui organ seksual primernya. Sifat seksual sekunder pada ikan adalah
tanda-tanda luar yang dapat dipakai untuk membedakan ikan jantan dan ikan
betina.
Macam-macam Seksualitas dan perbandingannya
Seksualitas sendiri terdiri dari 2 macam yaitu Hermaprodit/Herrmaprodisme
dan Gonokhoristik/Gonokhorisme.
1. Hermaproditisme
Hermafrodit secara biologis
adalah individu
yang memiliki 2 alat/organ kelamin
yaitu jantan
dan betina,
dan juga berfungsi penuh. Pada Ikan, hermaprodit mempunyai jaringan ovarium
maupun jaringan testis yang sering dijumpai dalam beberapa familinya. Kedua
jaringan tersebut terdapat dalam satu organ dan letaknya seperti letak gonad
yang terdapat pada individu normal. Pada umumnya, ikan hermaprodit hanya satu
sex saja yang berfungsi pada suatu saat, meskipun ada beberapa spesies yang
bersifat hemaprodit sinkroni. Berdasarkan perkembangan ovarium dan atau testis
yang terdapat dalam satu individu dapat menentukan jenis hermaproditismenya.
Menurut Frans (2011), pembagian hermaprodit adalah
sebagai berikut:
1. Hermaprodit Sinkroni
Dalam gonad individu
terdapat sel kelamin betina dan sel kelamin jantan yang dapat masak
bersama-sama dan siap untuk dikeluarkan. Ikan hermaprodit jenis ini ada yang
dapat mengadakan pembuahan sendiri dengan mengeluarkan telur terlebih dahulu
kemudian dibuahi oleh sperma dari individu yang sama, ada juga yang tidak dapat
mengadakan pembuahan sendiri. Ikan ini dalam satu kali pemijahan dapat berlaku
sebagai jantan dengan mengeluarkan sperma untuk membuahi telur dari ikan yang
lain, dapat pula berlaku sebagai betina dengan mengeluarkan telur yang akan
dibuahi sperma dari individu lain. Di alam atau akuarium yang berisi dua ekor
atau lebih ikan ini, dapat menjadi pasangan untuk berpijah. Ikan yang berfase
betina mempunyai tanda warna yang bergaris vertikal, sesudah berpijah hilang
warnanya dan berubah menjadi ikan jantan. Contoh ikan hermaprodit sinkroni
yaitu ikan-ikan dari Famili Sepranidae.
2. Hermaprodit Protandri
- proses diferensiasi
- ikan tua, tesis tereduksi
- transisi > betina
Ikan ini
mempunyai gonad yang mengadakan proses diferensiasi dari fase jantan ke fase
betina. Ketika ikan masih muda gonadnya mempunyai daerah ovarium dan daerah
testis, tetapi jaringan testis mengisi sebagian besar gonad pada bagian
lateroventral. Setelah jaringan testisnya berfungsi dan dapat mengeluarkan
sperma, terjadi masa transisi yaitu ovariumnya membesar dan testis mengkerut.
Pada ikan yang sudah tua, testis sudah tereduksi sekali sehingga sebagian besar
dari gonad diisi oleh jaringan ovarium yang berfungsi, sehingga ikan berubah
menjadi fase betina. Contoh ikan-ikan yang termasuk dalam golongan ini antara
lain Sparus auratus, Sargus annularis, Lates calcarifer (ikan
kakap).
3. Hermaprodit Protogini
- proses diferensiasi dan fase
betina menjadi jantan
- sesudah ikan pemijahan, ovarium
mengkerut
- masa juvenil > masa betina
> masa interseks > masa jantan
Keadaan yang sebaliknya dengan
hermaprodit protandri. Proses diferensiasi gonadnya berjalan dari fase betina
ke fase jantan. Pada beberapa ikan yang termasuk golongan ini sering terjadi
sesudah satu kali pemijahan, jaringan ovariumnya mengkerut kemudian jaringan
testisnya berkembang. Salah satu spesies ikan di Indonesia yang sudah dikenal
termasuk ke dalam golongan hermaprodit protogini ialah ikan belut sawah (Monopterus
albus) dan ikan kerapu Lumpur (Epinephelus tauvina). Ikan ini
memulai siklus reproduksinya sebagai ikan betina yang berfungsi, kemudian
berubah menjadi ikan jantan yang berfungsi. Urutan daur hidupnya yaitu : masa
juvenile yang hermaprodit, masa betina yang berfungsi, masa intersek dan masa
terakhir masa jantan yang berfungsi. Pada ikan-ikan yang termasuk ke dalam
Famili Labridae, misalnya Halichieres sp. terdapat dua macam jantan yang
berbeda. Ikan jantan pertama terlihatnya seperti betina tetapi tetap jantan
selama hidupnya, sedangkan jantan yang kedua ialah jantan yang berasal dari
perubahan ikan betina. Pada ikan-ikan yang mempunyai dua fase dalam satu siklus
hidupnya, pada tiap-tiap fasenya.
Beberapa pola H. protogini
:
a. Pola H. Epinephelus
b. Pola H. Rypticus
Ikan
Sacura margaritacea (besar dan merah) serta S. pulcher (kecil dan
kuning) adalah jantan dan betina dari spesies yang sama. Perubahan sex
protogini terjadi ketika jaringan ovarian mengalami regenerasi setelah
pemijahan.
Pola H. Protogini pada ikan
M. albus : Juvenile hermafrodit betina fungsional Interseks (peralihan)
Jantan fungsional.
4. Hermaprodit Beriring
- hermaprodit protogini dan
hermaprodit protoandri
Hermaprodit protandri dan hermaprodit
protogini sering disebut hermaprodit beriring. Pada waktu ikan itu masih muda
mempunyai gonad yang berorganisasi dua macam seks, yaitu terdapat jaringan
testis dan ovarium yang belum berkembang dengan baik. Proses suksesi kelamin
dari satu populasi hermaprodit protandri atau hermaprodit protogini terjadi
pada individu yang berbeda baik menurut ukuran atau umur, tetapi merupakan
suatu proses yang beriring.
2.
Gonokhoristik (dioecious)
Gonokhorisme, yaitu kondisi seksual berganda yaitu pada
ikan bertahap juvenil gonadnya tidak mempunyai jaringan yang jelas status
jantan atau betinanya. Gonad tersebut kemudian berkembang menjadi semacam
ovarium, setelah itu setengah dari individu ikan-ikan itu gonadnya menjadi
ovarium (menjadi ikan betina) dan setengahnya lagi menjadi testis (menjadi ikan
jantan). Gonokhoris yang demikian dinamakan gonokhoris yang “tidak berdiferensiasi”, yaitu
keadaannya tidak stabil dan dapat terjadi interseks yang spontan. Misalnya Anguilla
anguilla dan Salmo gairdneri irideus adalah gonokhoris yang
tidak berdiferensiasi. Ikan gonokhorisme yang “berdiferensiasi” sejak dari mudanya sudah ada perbedaan antara
jantan dan betina yang sifatnya tetap sejak dari kecil sampai dewasa, sehingga
tidak terdapat spesies yang interseks.
Sumber:
Sumber
:http://asep-budidaya-perairan.blogspot.com/2009/03/seksualitas-ikan.html (diakses
tanggal 18 februari 2014)
Blog.ub.ac.id/anneseptiani
(diakses
tanggal 18 februari 2014)
Tawarikan.blogspot.com
(diakses
tanggal 18 februari 2014)
Ilh4m-fresh.blogspot.com
(diakses tanggal 18 februari 2014)
agusnaidi.blogspot.com/2012_09_01_archive.html (diakses tanggal 18
februari 2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar